1.Psikologi Kognitif
F. HEIDERDari sejarahnya diketahui bahwa perkembangan psikologi kognitif berawal dari hijrahnya Kurt Lewin ke Amerika Serikat karena kejaran Nazi Jerman menjelang Perang Dunia II. Di Amerika Serikat, dari universitas-universitas tempatnya bekerja di Iowa dan Massachussets, Lewin menyebarkan teori-teori Psikologi Gestalt yang telah dikembangkannya menjadi teori lapangan. Teori ini membahas proses psikologik yang terjadi dalam diri seseorang. Teorinya mendapat tempat dalam dunia psikologi maka kemudian berkembang menjadi teori kognitif. Tokoh yang tergolong paling awaldalam mengemukakan teori-teori yang dapat digolongkan dalam aliran psikologi kognitif adalah F. Heider. Setelah itu muncul tokoh-tokoh lain seperti L. Festinger, C.E. Osgood, P.H. Tannenbaum, dan T.M Newcomb.
Istilah kognitif merujuk pada seluruh proses
intelektual seperti berfikir, mengingat, memahami, memutuskan. Dalam psikologi kognitif yang dipelajari adalah
berbagai hal seperti sikap, ide, dan harapan. Maksudnya,psikologi mempelajari
bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indera diproses dalam jiwa seseorang sebelum diendapkan dalam
kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku. Teori kognitif tidak
menyelidiki hal-hal yang lebih dalam
pada kesadaran. Aliran ini tidak tidak mempelajari proses yang terjadi
dalam alam bawah sadar dan ketidaksadaran. Karena itu, teori ini dengan mudah
dapat dibedakan dari teori-teori psikologi analisis. Dalam tulisannya F. Heider
mengemukakan teori yang berpangkal pada
perasaan-perasaan yang ada pada seseorang terhadap sesorang lain dan sesuatu
hal lain (pihak ketiga) yang menyangkut orang pertama dan orang kedua (Attitudes
and Cognitive Organization, 1946). L. Festinger mengemukakan teori yaitu sektor-sektor dalam
Psikologi kognitif berfokus menggali sebagai spesifikasi dari otak manusia tersebut.Kognisi adalah suatu perabot dalam benak manusia sebagai pusat penggerak berbagai aktivitas untuk mengenali lingkungan, melihat berbagai masalah, menganalisa beragam masalah, mencari informasi baru, menarik kesimpulan. Aliran kognitif adalah suatu proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan, maka dengan itu sebuah perilaku yang tampak tidak dapat diukur, diamati tanpa melihat proses mentalnya, seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan. Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi kognitif adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang proses mental yang aktif untuk memperoleh informasi untuk akhirnya terjadinya perubahan tingkah laku.
Psikologi kognitif berfokus menggali sebagai spesifikasi dari otak manusia tersebut.Kognisi adalah suatu perabot dalam benak manusia sebagai pusat penggerak berbagai aktivitas untuk mengenali lingkungan, melihat berbagai masalah, menganalisa beragam masalah, mencari informasi baru, menarik kesimpulan. Aliran kognitif adalah suatu proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan, maka dengan itu sebuah perilaku yang tampak tidak dapat diukur, diamati tanpa melihat proses mentalnya, seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan. Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi kognitif adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang proses mental yang aktif untuk memperoleh informasi untuk akhirnya terjadinya perubahan tingkah laku.
Berbeda
dengan aliran psikologi behavioristik, Psikologi Kognitif merupakan cabang ilmu
yang mempelajari proses mental, bagaimana manusia berpikir, merasakan,
mengingat, belajar dimana otak akan menjalankan fungsi utamanya yang disebut
dengan berpikir. Dalam hal ini otak adalah sistem fisik dalam bekerja pada
batas hukum alam dan kekuatan sebab akibat, bisa menampung sebanyak-banyaknya,
apapun item yang masuk kedalam memorinya secara simultan. Kemampuan membedakan
hasil penginderaan, menghasilkan kemampuan lebih tinggi, membentuk kategori
konseptual. Psikologi Kognitif akan berusaha untuk menggambarkan cara kerja
pikiran dan membuat dunia lebih baik dari yang seharusnya. Menurut teori
kognitif belajar dan pembelajaran mengakui pentingnya faktor individu dalam
belajar tanpa meremehkan faktor lingkungan dalam berintekrasi yang berjalan
terus menerus sepanjang hayat (Sudarwan dan Khairil, 2010)
2.Behaviorisme
Pengertian
behaviorisme adalah pandangan teoritis yang beranggapan, bahwa persoalan psikologi adalah tingkah laku, tanpa
mengaitkan konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan mentalitas (J.P. Chaplin,
2002:54). Behaviorisme memiliki pandangan bahwa kesadaran manusia mungkin tidak
dapat dipelajari secara ilmiah, sehingga teori ini berkonsentrasi pada pengalaman
sadar individu. Sehingga tokoh paham ini mempelajari nilai adaptif belajar dari
pengalaman.
Behaviorisme
berkaitan dengan kondisioning dan proses belajar, mempelajari perilaku yang
nyata, mementingkan faktor kebutuhan dan pemuasan kebutuhan. Behaviorisme
menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai objek studi psikologi,
dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Behaviorisme
menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja dapat diukur, dilukiskan, dan
diramalkan. Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya
manusia tidak membawa bakat apa-apa.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi stimulus dan respon. Manusia
akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan
sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan
baik akan menghasilkan manusia baik. Paradigma yang dipakai untuk membangun
teori ini adalah bahwa tingkah laku manusia itu fungsi stimulus, artinya
determinan tingkah laku tidak berada di dalam diri manusia tetapi berada di
lingkungan (Alwisol, 2005: 7).
Prinsip
dasar behaviorisme yaitu perilaku nyata dan terukur memiliki makna
tersendiri,bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental abstrak. Aliran
behaviorisme metodenya terkontrol dan bersifat positivistic dalam perkembangan
ilmu psikologi. Kritik umumnya diarahkan pada pengingkaran terhadap potensi
alami yang dimiliki manusia. Bahkan menurut pandangan ini, manusia tidak
memiliki jiwa, tidak memiliki kemauan dan kebebasan untuk menentukan tingkah lakunya
sendiri.
Ciri
dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau
respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil
belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R
psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.
Teori Ivan Pavlov
Pavlov
menemukan teori classical conditioning
atau pengkondisian lingkungan secara klasik, yaitu individu dapat dikendalikan
dengan cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan
pengulang respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa dia
dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya. Pavlov, mengadakan
eksperimen yang dilakukan terhadap seekor anjing. Pertama, anjing dioperasi
pada salah satu kelenjar air liurnya diberi alat penampung sehingga air liurnya
dapat dilihat. Sebelum penelitian anjing selalu mengeluarkan air liur setiap
kali melihat makanan, namun ketika mendengar bunyi bel air liur tidak keluar.
Lalu dilakukan pembiasaan mendengar bunyi bel bersama dengan pemberian makanan
berupa daging, dan hasilnya anjing akan mengeluarkan air liur meskipun hanya
mendengar bunyi bel.
Berdasarkan
eksperimen tersebut Pavlov menghasilkan hukum-hukum belajar yaitu:
1.
Law of respondent conditioning, artinya
hokum pembiasaan yang dituntut, yakni jika dua macam stimulus dihadirkan secara
simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforser) maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
2.
Law of respondent extinction, artinya
hokum pemusnahan yang dituntut yakni jika reflex yang sudah diperkuat melalui respondent conditioning itu didatangkan
kembali tanpa menghadirkan reinforser, maka kekuatannya akan menurun.
3.Psikoanalisa
Psikoanalisa
merupakan sebuah teknik membantu orang lain dengan masalah emosional
berdasarkan teori unsconscious mind
oleh Sigmund Freud. Menurutnya, konflik dalam akal bawah sadar adalah sumber
utama masalah psikologis. Sigmund Freud menggambarkan jiwa sebagai sebuah
gunung es. Bagian yang muncul di permukaan air adalah bagian yang terkecil,
yaitu puncak dari gunung es itu, yang dalam hal kejiwaan adalah bagian
kesadaran atau consciousness. Agak
dibawah permukaan air adalah bagian yang disebutnya prakesadaran atau subsconsciousness.
Teori Psikoanalisa Sigmund Freud
Teori
psikoanalisa dari Freud dapat berfungsi sebagai tiga macam teori, yaitu :
1.
Sebagai Teori Kepribadian
Psikoanalisa
mengatakan bahwa jiwa terdiri dari tiga system yaitu Id,Superego, dan Ego. Id
terletak dalam ketidaksadaran. Id merupakan tempat dari dorongan-dorongan
primitif, yaitu dorongan-dorongan yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh
kebudayaan , yaitu dorongan untuk hidup dan mempertahankan kehidupan atau life instinct dan dorongan untuk mati atau death instinct. Superego
adalah suatu system yang merupakan kebalikan dari id. Sistem ini sepenuhnya
dibentuk oleh kebudayaan. Superego berisi dorongan-dorongan untuk mengikuti
norma-norma masyarakat. Ego adalah system dimana kedua dorongan dari id dan
superego beradu kekuatan. Fungsi ego adalah menjaga keseimbangan antara kedua
system yang lainnya, sehingga tidak terlalu banyak dorongan dari id yang
dimunculkan ke kesadaran, sebaliknya tidak semua dorongan superego saja yang
dipenuhi. Ego sendiri tidak mempunyai dorongan atauenergi. Ego hanya
menjalankan prinsip-prinsip kenyataan (reality
principle), yaitu menyesuaikan dorongan-dorongan id atau superego dengan
kenyataan di dunia luar.
2. Sebagai Teknik Analisa Kepribadian
Untuk
dapat menerangkan suatu gejala psikoneurose misalnya, agar dapat diusahakan
penyembuhan terhadap penderita yang bersangkutan, maka perlu dianalisa terlebih
dahulu kepribadian penderita yang bersangkutan . Dalam analisa ini umumnya
dipergunakan dua cara pendekatan, yaitu pertama-tama melihat dinamika dari
dorongan –dorongan primitif (khususnya libido) terhadap ego dan bagaimana
superego menahan dorongan-dorongan primitif itu.
3. Sebagai Metode Terapi
Teknik-teknik
yang dipergunakan dalam menganalisis kepribadian selanjutnya dipergunakan juga
sekaligus sebagai teknik psikoterapi, karena pada prinsipnya psikoanalisa
mengakui bahwa kalau faktor penyebab yang tersembunyi di dalam ketidaksadaran
sudah bisa diketahuidan dibawa ke kesadaran , maka penderita dengan sendirinya
akan sembuh. Feud sangat menyukai teknik psikoanalisa, yaitu penderita secara
sadar sepenuhnya diajak untuk mengeksplorasi ketidaksadarannya. Ia percaya
bahwa dorongan-dorongan primitif, maupun hal-hal yang direpresi, yang tidak dapat
muncul dalam kesadaran dapat memunculkan dirinya dalam bentuk simbol-simbol
dalam mimpi.
4.Humanistik
Humanistik adalah pandangan psikologis bahwa manusia
memiliki kecenderungan bawaan untuk memperbaiki dan menentukan hidup mereka
dengan keputusan yang mereka buat. Para pendiri gerakan ini yaitu Abraham
Maslow, Carl Rogers, dan Victor Frankl tidak setuju dengan Freud bahwa hanya
proses yang tidak disadari yang penting. Pandangan humanistik berupa seperti
cinta, kreativitas, pertumbuhan, aktualisasi diri, kebutuhan, rasa humor,
makna, kebencian, agresivitas, kemandirian, dan tanggung jawab.
Teori Maslow tentang motivasi bahwa manusia pada
dasarnya adalah baik, atau setidak-tidaknya netral, tidak jahat. Seperti
keadaan fisiknya, kejiwaan manusia mempunyai kebutuhan, kapasitas dan
kecenderungan yang pada prinsipnya tidak ada yang jahat. Maslow berpendapat
bahwa manusia yang sehat jiwanya adalah manusia yang mengembangkan dirinya
sendiri berdasarkan kekuatan-kekuatan dari dalam. Sementara orang-orang yang
terganggu jiwanya, yang anti sosial, yang jahat adalah orang-orang yang
terhambat perkembangan dirinya, yang frustasi oleh gangguan-gangguan dari luar.
Teori Maslow yaitu teori hierarki
kebutuhan mengatakan bahwa kebutuhan manusia berjenjang ke atas, seperti
spiral yang makin melebar ke atas (kebutuhan yang lebih tinggi akan timbul jika
kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi). Pada
tahun 1943 Carl Rogers mengembangkan teknik psikoterapi yang dikenal sebagai psikoterapi nondirektif
dan digunakan sampai sekarang. Dalam proses psikoterapinya Rogers menghindari
pengarahan. Melalui hubungan yang saling menerima diusahakan akan menggali semua pengalaman dan
perasaan klien untuk tercapainya keseimbangan antara berbagai pengalaman dan
perasaan yang sesungguhnya terjadi dengan konsep klien. Menurut Rogers,
kesenjangan antara konsep diri dan realitas menyebabkan gangguan kejiwaan pada
diri klien, sehingga untuk menyembuhkan diperlukan upaya penyeimbangan.
Psikologi humanistik memilki dari tiga ciri utama, yaitu
:
1.
Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk
memahami sifat dan keadaan manusia.
2.
Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaidah penyelidikan
dalam bidang tingkah laku manusia.
3.
Psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luas akan kaidah-kaidah yang
lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi.
5.Psikologi Positif
Psikologi positif digagas oleh Martin E.P. Seligman. Psikologi
positif pada awalnya memiliki memiliki tujuan utama, yaitu menyembuhkan
penyakit mental, membantu semua orang untuk hidup lebih produktif dan bermakna,
mengidentifikasi dan memelihara bakat atau potensi manusia. Namun, setelah
Perang Dunia II yang menimbulkan kesedihan dan trauma bagi penduduk dunia,
muncul berbgai penyakit mental seperti depresi dan trauma. Itu menyebabkan
banyak praktik psikologi hanya berkonsentrasi pada upaya penyembuhan penyakit
tersebut.
Psikologi
positif termasuk dalam cabang baru dari ilmu psikologi. Psikologi sendiri
adalah ilmu yang mempelajari jiwa serta perilaku manusia akan kehidupan sehari-hari
yang dimilikinya.
Psikologi
Positif memunculkan fungsi manusia yang positif dengn mencapai pemahaman ilmiah
dan intervensiyang efektif untuk membangun berkembang individu, keluarga, dan
masyarakat (Seligman, 2002). Hal ini disampaikan bahwa psikologi positif adalah
studi ilmiah tentang fungsi manusia yangoptimal dan tujuannya untuk menemukan
dan mempromosikan faktor yang memungkinkan individu, komunitas,dan masyarakat
untuk tumbuh dan berkembang.
Psikologi
Positif berkembang secara empiris sangat cepat sejak didirikan 1998. Kajian
pada Psikologisemakin luas dengan berkembangnya Psikologi Positif. Fokus
Psikologi pada menyembuhkan terkait dengankesehatan mental akan lebih
berkembang dan kembali kepada tujuan Psikologi yang lain, yaitu: mengidentifikasidan
memelihara bakat, potensi, dan mengembangkan strength, dan membantu manusia
untuk hidup lebihproduktif dan bermakna. Sehingga, pembahasan tentang manusia
menjadi lebih komprehensif., sehingga tujuanPsikologi adalah flourishing. Flourishing sinonim dari level kesejahteraan mental yang tinggi dan
melambangkankesehatan mental. Kesejahteraan pada pendekatan Psikologi Positif
meliputi pendekatan hedonic dan eudaemonicsebagai pendekatan
kesejahteraan dan juga terkait secara tidak langsung dengan kesejahteraan
objektif (financialdan kesehatan
Ruang
lingkup Psikologi Positif (Seligman & Csikszentmihalyi, 2000) :
1)
Positif subjektif, yaitu pikirankonstruktif tentang diri dan masa depan (misal:
optimisme dan harapan), serta perasaan energi, vitalitas, dankeyakinan, atau
efek positif emosi (misal: gembira, tertawa)
2)
Level Individu, yaitu berfokus pada ciri-ciriindividu positif (kapasitas untuk
cinta dan rekreasi, courage, interpersonal skills, forgiveness, kelapangan
hati, keberanian, ketekunan, kejujuran, atau kebijaksanaan), memgembagkan
kekuatan positif dari karakter,mengembangkan potensi dan dorongan untuk
mengejar keunggulan
3)
Level Kelompok/Masyarakat yaitu berfokus pada pengembangan, pembuatan, dan
pemeliharaan lembaga positif (pembangunan dari nilai-nilai sipil,penciptaan
keluarga sehat, studi lingkungan kerja yang sehat, dan masyarakat yang
positif).
6.Neuroscience
Neurosains
merupakan kajian yang mempelajari sistem saraf yang ada di dalam otak manusia. Menurut
sudut pandang psikologi neurosains berkonsentrasi pada sistem saraf dalam
menjelaskan perilaku dan proses mental manusia. Ilmu ini mendapatkan namanya
yaitu neurosains kognitif pada akhir tahun 1970-an dan yang menemukan ilmu ini
adalah Michael Gazzanigga dan George Miller. Neurosains juga mengkaji mengenai
kesadaran dan kepekaan otak dari segi biologi, persepsi, ingatan, dan kaitannya
dengan perilaku manusiaNeurosainsmempelajari perkembangan ilmu biologi manusia
yang bersumber dari ilmu kedokteran, yang khusus mempelajari tentang otak. Otak
adalah organ yang mengatur seluruh aspek kehidupan makhluk hidup, manusia
maupun binatang. Semua gerakan tubuh dikontrol otak. Dari kesadaran manusia
makan, tidur, belajar, berpikir, berperasaan, sampai berpikiran inovatif dan
menemukan segala sesuatu dimulai dari otak.
Dalam
teori Neurosains, sistem saraf dan otak merupakan komponen utama bagi proses
pembelajaran manusia. Neurosains dapat membuat hubungan antara proses kognitif
yang terdapat di dalam otak dengan tingkah laku yang akan dihasilkan. Hal ini
dapat diartikan bahwa, setiap perintah yang diproses oleh otak akan mengaktifkan
daerah-daerah penting otak. Neurosainsadalah suatu bidang penelitian saintifik tentang
sistem saraf, utamanya otak. Neurosains merupakan penelitian tentang otak dan
pikiran. Studi tentang otak menjadi landasan dalam pemahaman tentang bagaimana
kita merasa dan berinteraksi dengan dunia luar dan khususnya apa yang dialami
manusia dan bagaimana manusia mempengaruhi yang lain (Schneider, 2011).
Banyak
manusia yang menganggap bahwa dirinya bodoh, padahal kapasitas otak manusia
sama, dan tidak ada yang bodoh atau pun pintar. Itu semua tergantung pada diri
manusia itu sendiri yang mampu mengembangkan otak mereka dengan baik atau
tidak. Apabila semua manusia manusia dapat berpikir secara optimal, maka tidak
ada manusia yang bodoh. Sebenarnya kemampuan otak manusia memiliki potensi yang
sangat baik, saat dikembangkan secara optimal dan seimbang. Selain itu
kecerdasan yang dikembangkan tidak hanya kecerdasan intelektual, tetapi juga
emosional, sosial, dan kecerdasan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Lahey, B. B. 2012. Psychology An Introduction. New York:
McGraw Hill
Sarwono, Sarlito
Wirawan. 1978. Berkenalan dengan
Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Banduung: Pustaka Setia
Seligman,M.
2013.Beyond Authentic Happiness:
Menciptakan Kebahagiaan Sempurna dengan Psikologi Positif.Bandung: Mizan
Pustaka.
Bakker,
A.B., dan Leither, M.P. 2010. Work
Engagement. New York:Psychology Press.
Buzan, Tony. 2005. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
sungguh bermanfaat
BalasHapusTerimakasih informasinya, sangat bermanfaat 😊
BalasHapusSangat bermanfaat 😊
BalasHapusBermanfaat sekali 😊
BalasHapusTerimakasih sudah menambah wawasan ku. Terlebih lagi aku anak psikologi. Makasih ggs
BalasHapusSangat membantu sekali dalam memahami sejarah ilmu Psikologi.
BalasHapusSangat bermanfaat dan menambah pemahaman tentang aliran psikologi kontemporer yang menarik untuk dipelajari. Good
BalasHapusKeren,lanjutkan
BalasHapusSaya menunggu postingan selanjutnya
Mantul
BalasHapus